Tarekat berasal dari bahasa arab yaitu thariqah, jamaknya tara’iq. secara etimologi, tarekat berarti jala, cara metode atau system, madzhab atau aliran, keadaan, tiang untuk berteduh, dan garis pada sesuatu. Jadi, pada intinya tarekat adalah jalan yang ditempuh para sufi. Jalan ini dapat digambarkan sebagai jalan yang berpangkal dari syariat, sabab jalan utamanya disebut sebagai syara’. 

Dari pengertian diatas, Asy-Syekh Muhammad Amin Al-Kurdy mengemukakan macam-macam defenisi dari tarekat tersebut, yaitu :

Dalam ilmu tasawuf, istilah tarekat tidak saja ditunjukan kepada aturan dan cara-cara tertentu yang digunakan oleh seorang syekh tarekat dan bukan pula terhadap kelompok yang menjadi pengikut salah seorang syekh tarekat, tetapi meliputi segala aspek yang ada dalam ajaran agama islam, seperti ; shalat, puasa, zakat, haji, dan lain sebagainya, yang semua itu merupKn jLn atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sebagai mana telah diketahui bahwa tasawuf secara umum adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedekat mungkin, melalui penyesuaian rohani dan memperbanyak ibadah. Usaha mendekatkan diri ini biasanya dilakukan di bawah bimbingan seorang guru atau syekh.

Dari penjelasan atau gambaran diatas disimpulkan bahwa tarekat itu merupakan cabang atau aliran dalam paham tasawuf.

Pada awalnya, tarekat berkembang dari dua daerah, yaitu Khurasa (iran) dan Mesopotamia (irak). Pada periode ini muncul beberapa tarekat, diantaranya yaitu :

Dalam perkembangannya, tarekat-tarekat tersebut tidakhanya memusatkan perhatian pada tasawuf ajaran-ajaran gurunya, tetapi mengikuti kegiatan politik. Misalnya; Tarekat Tijaniyah yang terkenal dengan gerakan politik yang menentang penjajahan prancis di afrika utara, Sanusiyah menentang penjajahan italia di libia, dan Ahmadiyah menentang orang-orang salib dating ke mesir.

Tarekat mempengaruhi dunia islam mulai dari abad 13. Kedudukan tarekat saat ini sama dengan parpol. Bahkan tentara juga menjadi anggota tarekat. Jadi tarekat tidak hanya bergerak dalam persoalan agama, tetapi juga bergerak dalam persoalan dunia yang mereka pikirkan. 

Disamping itu, tarekat umumnya hanya berorientasi akhirat, tidak mementingkan dunia. Tarekat menganjurkan banyak beribadah dan jangan banyak mengikuti dunia karena “dunia ini adalah bangkai, yang mengejar dnia adalah anjing” ajaran ini tampaknya menyelewengkan umat islam dari jalan yang harus ditempuh.