X-Steel - Alternate Select

Motivasi Kerja

A.Pengertian dan Hakikat Motivasi
            1.Pengertian motivasi
            Motivasi berasal dari kata “motivation”, yang dapat diartikan sebagai dorongan yang ada pada diri seseorang untuk bertingkah laku mencapai suatu tujuan tertentu dan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras maupun lemah. Faktor-faktor itu sering diseut motives, yakni tujuan yang diinginkan yang mendorong orang berperilaku tertentu. Oleh karena itu, motivasi sering pula diartikan dengan keinginan, tujuan, kebutuhan, dorongan,[1] dan sering dipakai secara bergantian untuk menjelaskan motivasi seseorang yang apabila motif itu sangat kuat akan membentuk usaha yang keras.
            Seorang pemimpin dalam berwirausaha memotivasi seseorang agar mereka mempunyai motivasi kerja yang baik artinya pemimpin berusaha menimbulkan kebutuhan  tertentu pada dirinya, agar tingkah laku mereka tertuju kepada tujuan yang dikehendaki.

            2.Hakikat Motivasi
            Teori motivasi berkembang pada awal abad ke-20 berasal dari teori manajemen ilmiah. Ketika itu uang adalah sebagai faktor motivasi utama, sehingga hadiah berupa uang tersebut harus dihubungkan secara langsung dengan kinerja.
1.      Teori Hirarki Kebutuhan maslow. Abraham maslow yakin bahwa ketidakpuasan kebutuhan individu adalah sumber motivasi utama. Ia menempatkan lima kebutuhan dalam bentuk hierarki dari yang paling dasar hingga yang paling matang yaitu: kebutuhan dasar fisik untuk survival, keamanan, rasa memiliki, status ego dan aktualisasi diri.
2.      Teori Motivasi-Hygiene Herzberg. Fokusnya lebih mengkhususkan pada situasi kerja, dia yakin bahwa hanya kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan tingkat status ego maslow dan aktualisasi diri adalah sumber motivasi kerja langsung. Ia menyebut faktor motivasi ini dan ia beranggapan bahwa tingkat kebutuhan yang lebih rendah yaitu survival dan keamanan yang ia juluki sebagai faktor ketidakpuasan berpusat pada isu yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan dan merupakan faktor yang diasumsikan kebanyakan orang akan dipenuhi.
Pada dasarnya pada diri setiap manusia selalu ada dorongan yang kuat ingi maju, ingin lebih baik dari orang lain dan makin kuat imannya maka semakin menyadari bahwa hari esok haus lebih baik dari hari ini. Manusia pada dasarnya mahluk yang paling mulia dan paling cerdas di muka bumi ini. 
B.Faktor yang Memotivasi Orang Berwirausaha
1.Faktor Internal
Motif atau dorongan, sebagai kata kata kunci suatu motivasi, dapat muncul sebagai akibat dari keinginan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpuaskan dimana kebutuhan itu muncul sebagai dorongan internal atau dorongan alamiah (naluri),[2] seperti makan, minum, tidur, berprestasi, berinteraksi dengan orang lain, mencari kesenangan, berkuasa, dan lain-lain yang cenderung bersifat internal. Ini berarti bahwa kebutuhan itu muncul dan menggerakan perilaku semata-mata karena tuntutan fisik dan psikologi yang muncul melalui mekanisme sistem biologi manusia.
Kebutuhan yang tidak tepuaskan dari seseorang mengakibatkan suatu situasi yang tidak menyenangkan. Situasi yang tidak menyenangkan tersebut mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan yang kemudian menimbulkan suatu tujuan sehingga diperlukan tindakan. Selanjutnya, proses motivasi tidak terlihat secara langsung dari seseorang yang terlihat adalah perilaku orang tersebut terhadap sesuatu sehingga untuk melihat motivasi dapat dilihat dari tingkat usaha yang dilakukan seseorang.
Semakin tinggi tingkat usaha yang diberikan seseorang terhadap suatu kegiatan dapat dikatakan semakin termotivasi orang tersebut.  
2.Faktor Eksernal
Motif  merupakan naluri yang bersumber dari dalam diri seseorang, yang disebut oleh para ahli merupakan teori internal. Akan tetapi, dalam kenyataannya, kebutuhan juga dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi individu dngan lingkungannya misalnya, kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi sebagai dorongan biologis dapat berubah ketika dia berinteraksi dengan lingkungan kerja yang didalamnya terdapat suatu norma kelompok yang tidak menghendaki prestasi individual. Hal ini mengakibatkan motif berprestasi yang menurun. Sebaliknya seseorang yang tidak memiliki motif berpestasi yang tinggi dapat berubah  ketika orang tersebut berada dalam lingkungan kelompok kerja yang di dalamnya prestasi individu sangat dihargai.  
C. Upaya Meningkatkan Motivasi
Didalam menciptakan suatu lingkungan social yang baik di tempat kerja, kita tahu bahwa hubungan atasan-bawahan memang peranan penting. Kalau bawahan merasakan bahwa atasan telah melakukan yang terbaik dalam menjalankan fungsinya sebagai atasan, maka saudara sebagai atasan sudah membantu menciptakan lingkungan social yang baik.
Khusus didalam menimbukan minat pribadi untuk mau kerja secara optimal, ada beberapa prinsip yang bias di ikuti :
1.      Prinsip Partisipasi
Kita sebagai atasan sebaiknya memberikan kesempatan kepada bawahan untuk ikut berpartisipasi didalam menentukan tujuan kerja yang dicapai.
2.      Prinsip Komunikasi
Bawahan sebaiknya diberikan informasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas. Dengan melakukan ini, kita seolah-olah mengatakan pada mereka “ saya menganggap anda seorang yang cukup penting, oleh karenanya saya ingin membuat anda mengetahui informasi-informasi yang sebaiknya anda ketahui”.
3.      Prinsip Mengakui Andil Bawahan
Motivasi kerja bawahan dapat ditingkatkan apabila kita sebagai atasan selalu bersedia untuk mengakui bawahan mempunyai andil di dalam mencapai usaha pencapaian tujuan. Sering terjadi, kalau satu unit dinilai mempunyai satu prestasi, maka atasan merasa ini semata-mata hasil dia. Dan ini merupakan suatu sikap yang salah.


4.      Prinsip Pendelegasian Wewenang
Sebagai atasan ada perlunya kita memberikan otoritas kepada bawahan untuk memutuskan sesuatu yang mempengaruhi hasil kerja. Lebih banyak atasan mengizinkan bawahan untuk membuat keputusan-keputusan sendiri, sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan, lebih banyak bawahan akan merasa sangat terlibat secara emosional dengan tujuan yang akan dicapai.
5.      Prinsip Memberikan Perhatian Timbal Balik
Didalam banyak kesempatan, atasan pada umumnya menuntut perhatian dari bawahan. Atasan menginginkan, malahan bias terjadi memaksa, agar bawahan menyadari apa yang diinginkan oleh atasan. Ini tentu tidak salah, tapi yang penting jangan sepihak. Dan atasan juga harus menaruh perhatian terhadap apa yang ingin di capai bawahan. Dengan menunjukan perhatian yang tulus terhadap keinginan dan tujuan yang ingin dicapai oleh bawahan.


[1] Fred luthan, organizational behavior, Singapore: McGraw-Hill, 1985, h. 183
[2] Marihot tua Efendi Hariandja,Perilaku Organisasi, Bandung:UNPAR PRESS, 2006 h.97

0 comments:

agus mulyadi. Powered by Blogger.

iklan