Tim Kerja
A.
Pengertian Tim Kerja
Tim kerja adalah kelompok dimana individu menghasilkan tingkat kinerja
yang lebih besar daripada jumlah masukan individu. [1]Aspek lain dari kerjasama tim adalah seberapa
jauh pegawai merasa dilibatkan dalam organisasi. Keyakinan yang kuat akan
organisasi dan pentingnya kontribusi setiap orang dapat menciptakan komitmen
yang kuat pula dari pegawai untuk bekerja seoptimal mungkin.
Lalu, apa saja yang diperlukan agar dapat terbentuk teamwork yang
solid:
- Membiasakan setiap anggota tim untuk senantiasa berkomunikasi, berdiskusi, membuat dan mematuhi komitmen.
- Mengukur dan memberikan reward kepada pekerjaan tim sesuai dengan kontribusi masing-masing anggota tim. Hal ini akan memotivasi dan menghidupkan nilai-nilai kebersamaan dalam tim.
- Kerjasama tim bukanlah sesuatu yang tercipta seketika, namun bisa terwujud karena keteladanan, latihan dan menjadikannya sebagai kebiasaan. Untuk itu penting juga memberikan pelatihan yang bersifat mengembangkan kerjasama tim seperti team building kepemimpinan, communication skill dan lain-lain.
B.
Tahapan Pembentukan Tim
Langkah-langkah dalam
proses pembentukan tim yaitu sebagai berikut:
1.
Forming
Kesadaran akan komitmen bersama untuk membentuk tim dan penerimaan
menjadi anggota tim.
2.
Stoming
Muncul badai berupa konflik tentang klarifikasi dan kepemilikan.
3.
Norming
Ada usaha
untuk bekerja sama berupa keterlibatan dan dukungan membuat dan mematuhi
norma-norma baru.
4.
Performing
Meningkatkan
produktivitas kerja berupa target pencapaian kinerja dan rasa bangga.
5.
Andjouring
Berpisah
memberikan pengakuan dan kepuasan.
C.
Menentukan Formasi Tim dan Penilaiannya
Formasi tim merupakan proses perekrutan, penyeleksian, dan evaluasi
terhadap orang-orang yang akan dijadikan anggota tim. Penilaian adalah cara
yang digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan anggota tim yang terpilih untuk
melaksanakan tugas-tugas.
Pada saat membentuk
sebuah tim, manajer atau pemimpin tim harus mempertimbangkan dulu hal sebagai
berikut:
- Tingkat kemampuan teknis yang dimiliki anggota-anggota tim yang potensial.
- Tingkat kecakapan dalam hubungan antarpribadi yang dimiliki anggota- anggota tim yang potensial.
- Sifat-sifat kepribadian.
- Perilaku antarpribadi.
- Keterampilan berkomunikasi dan,
- Keterampilan administrasi
Kemudian, sebuah tim harus membangun komitmen terhadap tujuan dan ukuran
kinerja bersama. Tanpa adanya tujuan bersama tersebut, para anggota tim akan
menjadi bingung, apatis, dan kembali memprioritaskan tujuan individu mereka.
Tujuan tersebut bisa diturunkan dari atas, tetapi lebih baik bila dihasilkan
bersama-sama oleh semua anggota tim melalui proses diskusi yang sehat (’sehat’
di sini bukan berarti damai, perdebatan keras bisa terjadi, namun semua suara
wajib dikeluarkan dan didengarkan, dan semua orang sepakat untuk menghormati
hasil akhir). Selain komitmen terhadap tujuan bersama, tim juga harus berkomitmen
terhadap pendekatan yang disepakati bersama. Semua anggota tim harus setuju
bagaimana cara mereka membagi tugas dan waktu, bagaimana jadwalnya, bagaimana
dengan kepemimpinan tim (ditunjuk, digilir, atau lainnya) dan hal-hal lain yang
bersifat administratif dan ekonomis.
Semua anggota tim memiliki tanggung jawab bersama atas pencapaian
kinerja tim. Persyaratan inilah yang sering tidak bisa dipenuhi oleh sebuah
kelompok kerja. Kelompok kerja tidak memiliki tanggung jawab bersama. Wujud
tanggung jawab terbesar bisa terjadi bila semua anggota tim secara tulus
berjanji pada diri sendiri dan anggota-anggota lainnya untuk menjadikan
pencapaian kinerja tim sebagai tujuan individunya. Tim yang berhasil
mendapatkan komitmen demikian kemungkinan besar akan menjadi tim yang efektif.
Kemudian ada sebuah catatan tambahan dari mereka. Tidak semua kelompok harus
menjadi tim. Bila para anggota kelompok tidak mampu memenuhi
persyaratan-persyaratan di atas, atau penyelesaian dari masalah tidak
membutuhkan sebuah tim, pembentukan kelompok kerja biasanya sudah mencukupi.
Tim yang efektif juga tidak mudah untuk
dibentuk. Tetapi bila terbentuk, pencapaian tim tersebut akan jauh melebihi
pencapaian total masing-masing individunya.
D.
Manfaat Tim
Hasil suatu tim, dalam melaksanakan tugas
atau menyelesaikan masalah, akan jauh lebih baik dari pada jika dilakukan oleh
satu orang saja. Karena, tim memperdayakan beragam bakat, pengalaman,
pengetahuan dan keterampilan menjadi suatu kesatuan yang bertenaga besar.
Dengan demikian, mereka dapat bereaksi secara cepat dan tepat terhadap berbagai
permasalahan yang berbeda beda, yang sebenarnya diluar kemampuan teknis
masing-masing anggota tim. Dengan demikian, kemampuan tim dapat menangani
masalah yang sifatnya lintas department atau bagian, antara lain tim dapat
dipergunakan untuk:
·
Meningkatkan
produktivitas
·
Meningkatkan kualitas
·
Meningkatkan
moral karyawan
·
Menekan
overhead
·
Stress akibat
pekerjaan berkurang
·
Tanggung jawab
dipikul bersama
·
Anggota tim
memiliki penghargaan lebih besar terhadap diri sendiri
·
Semua anggota
diberi balas jasa dan diakui keberadaannya
·
Semua anggota
mampu saling mempengaruhi (meluaskan lingkaran pengaruh)
·
Semua anggota
mengalami rasa keberhasilan mencapai sesuatu.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
banyak keuntungan bekerja dalam tim dibandingkan dengan kerja individu. Oleh
karena itu, sangat disarankan untuk bekerja dalam tim agar hasilnya lebih
maksimal.
E.
Menanggulangi Masalah Masalah Dalam Tim
Meskipun tim memberikan banyak manfaat bagi organisasi, tim juga dapat
memberikan tantangan tantangan baru bagi anda dalam mengelola manusia. Sifat
mendasar dari tim dan pekerjaan tim menberikan peluang untuk masalah masalah
baru yang haruis dihadapi. Kadang kadang seorang anggota tim akan dicopot atau
tidak terlibat dalam pekerjaan tim. Hal ini tentu saja mengancam efektivitas
tim karena saling keterrgantungan dan inti kinerja tim[2].
Serahkan tugas kembali. Sehingga, anggota tim yang tidak terlibat itu
melaksanakan tugas penting yang berpautan dengan tugas tugas para anggota tim
yang lain sehingga dia terlibat. Dengan memberikan penghargaan tim sebagai
keseluruhan akan menyebabkan para anggota tim yang lain meminta keterlibatan
anggota yang tidak terlibat.
Apabila seseorang anggota menjadi mandiri, pastikan bahwa tugas itu
disusun dengan sedemikan rupa sehingga tidak mungkin bagi annggota tersebut untuk bekerja secara
mandiri. Hal ini dengan membatasi sumber daya tim sehingga tidak tersedia
sumber daya bagi orang-orang yang mandiri. Tim tidak dapat menoleransi anggota
yang tidak mau bekerja sama. Masing-masing anggota harus berbagi kepemilikan
dan komitmen pada tujuan. Ini berarti bekerja sama dengan anggota tim yang
lain.
12:50
|
Labels:
MANAJEMEN
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
agus mulyadi. Powered by Blogger.
1 comments:
The best online casino in india【Malaysia】
With kadangpintar more than 5 years 카지노사이트 of experience in online casino gambling you can bet at home with the right betting experience. And this 바카라 사이트 is not only
Post a Comment